malam minggu, jam sepuluh tiga puluh

Malam minggu, jam sepuluh tiga puluh. Di Jakarta jalanan masih macet, maklum, kata orang malam minggu malam yang panjang. Ribuan orang Jakarta keluar dari rumah, mencari tempat-tempat untuk bersantai dan meredakan stress setelah bekerja keras lima hari sebelumnya.

Aku rasa orang Jakarta so stressful sehingga kehilangan akal sehatnya —rela menjalani stress bermacet-macet ria demi bersantai. Ironis. Kontradiktif. Sama ironisnya dengan logika pemerintah Amerika Serikat yang memutuskan untuk menyerang Irak, yaitu untuk menciptakan perdamaian. Bayangkan, menciptakan perdamaian dengan berperang…..

Malam minggu, jam sepuluh tiga puluh. Duduk aku di dalam mobil ber-ac bersama teman-temanku di tengah jalan yang tidak berbeda macetnya dengan hari-hari kerja. Tertawa sendiri aku dalam hati…what am I doing here? Mungkin aku juga termasuk golongan orang-orang yang mulai kehilangan akal sehatnya, yang rela bermacet-macet ria untuk bersantai.

Sampai saat ini belum kudapat logika pembenar dari apa yang kulakukan malam tadi. Dalam hidup, mungkin memang ada hal-hal yang tidak harus atau tidak perlu dilogikakan. Benar???

2 thoughts on “malam minggu, jam sepuluh tiga puluh

  1. Sip !!!
    U’ll be 2 x-hausted 2 think all of ’em !
    Anyway, keep on smilin’…
    Don’t worry…be happy, otre ?
    ^_^

Leave a reply to nai Cancel reply